Pakaian Adat dari Berbagai Provinsi Indonesia

 Keragaman Pakaian Adat dari Berbagai Provinsi Indonesia

Keragaman budaya yang ada di INDONESIA sangatlah beragam.Kita akan membahas satu persatu di sini, yang pertama kita akan membahas tentang keragaman pakaian adat yang ada di Indonesia.

    1. Pakaian adat Maluku.

Maluku adalah salah satu provinsi dengan kebudayaan tertua di Indonesia. Kehidupan sosial masyarakat Maluku masih sangat kental dan memegang teguh ada istiadat warisan leluhur.

Salah satunya adalah terlihat dari pakaian adat Maluku yang terus dilestarikan hingga saat ini. Selain itu, provinsi berjuluk Seribu Pulau ini memiliki keindahan panorama alam yang tersebar di 1.400 pulau besar dan kecil.

Baju adat Maluku secara umum memliki desain yang sederhana dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Meski begitu, baju tradisional Maluku mempunyai nilai dan makna filosofis yang terjaga dari generasi ke generasi. Pakaian tradisional tersebut menjadi simbol identitas lokal yang semakin menambah kekayaan adat budaya Nusantara.

·         Baju Cele (Pakaian Adat Maluku)

Baju Cele atau juga disebut kain Salele adalah pakaian tradisional Maluku berupa kain tebal namun tetap nyaman dikenakan. Ciri dari baju khas Maluku ini adalah berwarna cerah, seperti merah dengan kombinasi garis berwarna emas atau perak.Pakaian ini merupakan baju adat resmi Maluku yang biasanya dikenalan saat upacara adat, pesta rakyat, maupun pernikahan.

·         Kimun Gia

Kimun Gia adalah kebaya yang khusus diperuntukkan untuk perempuan dari keluarga atau kerabat kerajaan. Pakaian adat Maluku ini terbuat dari kain satin berwarna terang yang melambangan jiwa muda masyarakat Maluku.Ketika memakai pakaian ini, maka para wanita akan menambahkan aksesoris dan perhiasan yang terbuat dari emas, seperti kalung, bors, ikat pinggang dan tusuk konde.

·         Baju Koja

Baju Koja merupakan pakaian berbentuk jubah panjang yang hanya boleh dipakai oelh pria kerabat atau keluarga kerajaan. Baju ini berwarna ceraj, seperti merah muda, biru muda, dan kuning. Saat memakainya, maka akan dipadukan dengan bawahan celana panjang berwarna putih atau hitam, serta hiasan kepala bernama toala palulu.


    2. Pakaian Adat Nangro Aceh Darussalam (NAD).

Indonesia merupakan negara yang sangat luas karena terdiri dari banyak provinsi. Masing-masing daerah kaya akan ragam budayanya tersendiri. Salah satunya pakaian adat yang menggambarkan identitas, letak geografis, bahkan status sosial di daerah tertentu. Namun, biasanya digunakan saat upacara atau pertunjukkan adat tertentu

Pakaian adat ini kemudian dipakai pada perayaan tertentu untuk memperkenalkan budaya Aceh. Termasuk pada saat pemilihan Agam dan Inong Aceh yang diadakan setiap tahun. Agam dan Inong adalah pemilihan putra-putri daerah yang memiliki prestasi. Di Jakarta juga ada pemilihan serupa yang disebut dengan Abang None DKI Jakarta. Jenis dan penggunaan pakaian adat Aceh berbeda antara laki-laki maupun perempuan. Secara lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan jenis pakaian tradisional dari Aceh yang dilansir dari laman IDN Times.

  •          Meukasah

Pakaian adat Aceh yang biasa dipakai para laki-laki disebut sebagai Linto Baro. Pakaian ini terbagi ke dalam beberapa bagian. Salah satunya, atasan dari pakaian Linto Baro yang disebut sebagai Meukasah. Baju yang terlihat seperti beskap ini terbuat dari kain sutra yang ditenun. Umumnya, Meukasah berwarna hitam yang melambangkan kebesaran. Selain itu, Meukasah ditutup dengan kerah yang menyerupai kerah cheongsam. Dengan bagian kerah hingga bagian dada terdapat sulaman berwarna emas.

  •          Baju kurung

Pakaian adat dari Aceh yang dikenakan oleh perempuan disebut sebagai Daro Baro. Atasan pakaian adat Daro Baro disebut dengan baju kurung.Baju kurung merupakan gabungan dari kebudayaan Melayu, Arab dan China. Baju ini memiliki model yang longgar sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuh perempuan karena sangat tertutup.Biasanya, baju kurung dibuat berwarna lebih cerah dibandingkan pakaian Linto Baro. Beberapa warna yang umum digunakan, yaitu merah, kuning, hijau, atau ungu. Dengan kerah serta motif sulaman benang emas.Dalam penggunan baju kurung, bagian pinggang biasanya dilengkapi dengan songket khas Aceh. Cara pemakaian songketnya, yaitu dengan dililitkan menggunakan tali yang disebut sebagai Taloe Ki Ieng Patah Sikureung.

    3. Pakaian Adat Sulawesi Barat.

as

Filosofi Pakaian Adat Sumatera Barat

Pakaian Adat Sumatera Barat sudah populer hingga ke negara tetangga. Hal ini yang membuat banyak orang ingin tahu filosofi di balik setiap unsurnya. Untuk laki-laki, pakaian adatnya disebut Penghulu dan sering juga digunakan oleh pemangku adat. Pakaian yang dominan dengan warna hitam biasanya jadi lambang kepemimpinan yang terhormat dan bermartabat. Keris yang ada di bagian pinggang menandakan pikiran matang sebelum bertindak.

Di sisi lain, pakaian adat perempuan disebut dengan Bundo Kanduang. Pakaian ini melambangkan dialah pemilik rumah gadang. Balapak yang ada di bagian badan menunjukkan tanggung jawab perempuan untuk melanjutkan keturunannya. Kain sarung bersulam emas memiliki arti kebijaksaan dalam segala tindak-tanduknya.

Nama-nama Pakaian Adat Sumatera Barat

Tampilan indahnya pun diikuti dengan pemberian nama yang indah pula. Berikut nama-nama pakaian adat Sumatera dan penjelasan singkatnya!

  •          Deta

Deta adalah penutup kepala dalam pakaian adat Sumatera Barat. Deta pun punya jenis yang berbeda-beda, mulai dari deta raja untuk para raja, deta saluak batimbo untuk penghulu, deta ameh, dan deta cilien manurun. Pakaian adat ini menggunakan kain berwarna hitam dan dililitkan pada bagian kepala. Lilitan inilah yang akan menghasilkan banyak kerutan dan tampilan yang menarik saat memakainya.

  •          Baju Penghulu

Baju yang satu ini melambangkan filosofi yang mendalam. Warna pakaian yang dipilih didominasi dengan warna hitam yang melambangkan kepemimpinan dari orang yang memakainya. Bahan yang digunakan pun dari kain beludru yang lembut. Pakaian ini digunakan dengan sasampiang dan tongkat.

  •          Sasampiang

Sasampiang berbentung seperti selendang yang biasanya berwarna merah dan dihiasi dengan benang makau. Warna mera yang dipakai melambangkan keberanian dan hiasan yang ada menunjukkan pengetahuan dan kearifan dari si pemakainya.Kain ini dikenakan di bagian bahu para penghulu untuk keperluan upacara adat.

  •          Cawek

Pakaian adat yang satu ini adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan sutra. Fungsinya untuk mengencangkan celana sarawa yang longgar saat dipakai. Cawek dibuat dari bahan sutra yang melambangkan kecakapan dalam memimpin dan mampu menguatkan tali persaudaraan yang ada dalam masyarakat Sumatera Barat.

    4. Pakaian adat Bengkulu.

Bengkulu adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang terletak di bagian barat daya. Berdasarkan sejarah, Bengkulu awalnya terdiri dari banyak kerajaan, seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Kehadiran kerajaan-kerajaan ini memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat Bengkulu, misalnya pada pakaian adat.

Pakaian adat Bengkulu yang disebut Rejang Lenong, merupakan percampuran dari Melayu Jambi, Melayu Riau, Melayu Deli, Palembang, dan Lampung. Percampuran ini menghasilkan pakaian Melayu yang memiliki keunikan dan ciri khas unik.

Pakaian adat pria Bengkulu terdiri dari atasan bentuk jas tertutup lengan panjang yang menggunakan bahan berkualitas seperti wol atau beludru. Celana panjang berbahan satin dengan warna senada digunakan sebagai bawahan. Biasanya, pakaian adat pria Bengkulu menggunakan warna-warna seperti hitam, merah tua, atau biru tua.

Pada bagian pinggang dililitkan kain bermotif emas yang disebut sarung segantung. Kain ini difungsikan untuk menambah kegagahan pria Bengkulu. Selain kain, sebuah ikat pinggang yang tertunda, akan dililitkan dan berfungsi untuk mengokohkan lilitan kain. Keris yang berfungsi sebagai sarana perlindungan diri, juga melengkapi penampilan dan diselipkan di bagian pinggang.

Sebuah topi berbentuk runcing ke atas dikenakan untuk menutupi bagian kepala. Topi atau yang biasa disebut detar ini biasanya dikenakan dalam upacara adat. Sementara pada pernikahan, ada juga pengantin pria yang mengenakan sunting atau mahkota. Pria Bengkulu juga menggunakan gelang sebagai aksesoris di bagian tangan.

Pakaian yang dikenakan pengantin pria Bengkulu, pada nyaris mirip. Hanya saja, jas dan celana yang dikenakan bertabur hiasan motif emas bulat seperti lempengan koin. Selain itu, pengantin juga mempertimbangkan berbagai aksesoris berupa kalung sribulan, kalung emping, serta gelang. Beberapa pengantin pria juga mengenakan mahkota di bagian kepala.

    5. Pakaian Adat Maluku Utara.

Beranjak ke Maluku Utara, terdapat satu pakaian adat Maluku Utara yang konon menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Ternate dan Tidore. Nama pakaian adat Maluku Utara tersebut adalah manteren lamo.

Menurut sejarahnya, manteren lamo dulu dipakai oleh para sultan kerajaan di Maluku Utara. Komponen dari manteren lamo terdiri dari jas berwarna merah dengan kancing besar sejumlah 9 buah dibuat dari perak.

Di setiap tepian dari jas tersebut dilengkapi dengan bordiran berwarna emas yang membuat tampilan para sultan berkumpul mewah. Bagian bawahan dari pakaian adat Maluku Utara ini biasanya berupa celana hitam dan aksesori yang dilengkapi dengan mahkota khusus.

Berikutnya, ada pakaian adat Maluku Utara yang dijuluki kimun gia. Nama pakaian adat Maluku Utara tersebut diperuntukkan bagi permaisuri dari sultan. Seperti pakaian adat Maluku Kebanyakan, kimun gia terdiri dari kebaya putih berbahan satin. Menurut kepercayaan masyarakat Maluku dan Maluku Utara, warna tersebut menyimbolkan jiwa muda dari masyarakat Maluku.

Sementara itu, bawahan dari kimun gia berupa kain songket yang diberi aksesori ikat pinggang emas. Pendukung pelengkapnya, ada selendang merah yang diberi hiasan bordiran warna emas. Lalu, ditambah dengan aksesori mewah dan emas untuk menambah kesan dari pakaian permaisuri.

  • Baju Koja

Nama pakaian adat Maluku Utara berikutnya adalah baju koja yang diperuntukkan bagi muda dan mudi bangsawan Maluku Utara. Warna dari baju koja lebih banyak didominasi warna kuning dan hijau, tidak seperti pakaian adat Maluku pada umumnya. Menurut masyarakat Maluku, simbol dari warna hijau dan kuning tersebut melambangkan semangat jiwa muda. Bagi para pemuda, baju koja berupa jubah panjang dari selutut dengan warna hijau. Sementara itu, untuk bawahannya, mereka memakai celana panjang berwarna kuning. Lalu, untuk kepala penutup kepala, para pemuda yang diberi toala polulu, penutup kepala khas Maluku Utara. Selain penutup kepala, baju koja untuk pemuda juga dilengkapi dengan selendang yang naik penampilan mereka. Di sisi lain, untuk para pemudi, baju koja yang dikenakan berupa kebaya untuk atasan dan kain songket untuk bawahan. Warna yang dipilih harus diselaraskan dengan pakaian pemuda, sehingga tak jauh-jauh dari warna kuning atau hijau.

    6. Pakaian Adat Papua.


Pakaian adat Papua sebagai kebudayaan yang perlu diketahui dan dilestarikan.

  •          Koteka/Holim

Pakaian adat yang dikenal dengan sebutan koteka ini memiliki sebutan kedaerahan lain yaitu hilon, harim, atau bobbe. Koteka adalah pakaian tradisional untuk laki-laki yang bentuknya cukup nyentik. Fungsi pakaian adat ini digunakan untuk menutupi bagian kemaluan pria, sementara bagian tubuh lainnya dibiarkan terlihat seakan nyaris telanjang. Koteka terbuat dari kulit labu air yang dibuang bagian biji dan daging buahnya. Labu air yang dipilih biasanya sudah tua sehingga teksturnya lebih keras dan awet setelah dikeringkan. Setelah kering, koteka yang berbentuk seperti selongsong ini dikaitkan ke pinggang mengarah ke atas. Uniknya, penggunaan pakaian adat ini ternyata juga memiliki makna tertentu. Semakin tinggi kedudukan pria secara adat, maka ukuran koteka yang dikenalan juga semakin besar. Nah, ada pula modifikasi yang dilakukan suku Tiom yang menggunakan dua buah labu air untuk membuat koteka.

  •          Baju Kurung

Baju kurung adalah pakaian adat Papua untuk perempuan berupa atasan yang terbuat dari kain beludru. Pakaian adat ini sudah mendapatkan pengaruh dari budaya luar dan biasanya dipakai oleh masyarakat di sekitar Manokwari. Masyarakat yang tinggal di Papua Barat juga menggunakan pakaian ini untuk kegiatan adat. Biasanya, baju kurung dipadukan dengan rok rumbai lengkap dengan hiasan rumbai bulu pada tepi leher, lengan, atau pinggang. Kombinasi pakaian adat ini juga serasi dengan berbagai aksesori seperti gelang dan kalung yang terbuat dari biji-bijian keras. Untuk melengkapi penampilan, para perempuan memakai penutup kepala dari bulu burung kasuari.

    7. Pakaian adat Jambi.

Baju adat yang hampir dengan baju Melayu lainnya. Namun, baju adat Jambi memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda.

Atasan baju adat pria dan wanita Jambi hampir sama, yaitu baju kurung tanggung. Dinamakan baju kurung tanggung, karena baju ini memiliki panjang bagian lengan yang tanggung, di bawah siku tapi tidak sampai menutupi pergelangan tangan. Ini yang menjadi pembeda dari baju Melayu lain yang biasanya menutup hingga bagian pergelangan tangan.

Lengan tanggung dalam baju adat pria ternyata memiliki nilai filosofis mati, loh! Hal ini menyatakan bahwa pria Jambi harus tangkas dan cekatan dalam melakukan pekerjaan, serta dapat diandalkan untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan.

Baju kurung tanggung yang digunakan untuk upacara adat dan pernikahan, biasanya terbuat dari bahan beludru, berwarna merah bertabur sulaman benang emas dengan motif bunga tagapo atau bunga bertabur, kembang berangkai, dan kembang melati. Warna emas pada sulaman ini sangat kental dengan budaya Melayu, yang memiliki makna bahwa tanah Melayu subur dan subur. Selain itu juga melambangkan kesejahteraan.

    8. Pakaian Adat Lampung.

Pakaian adat resmi dari provinsi Lampung dinamakan Tulang Bawang. Walaupun berpenduduk heterogen, pakaian adat Tulang Bawang ini tetap dilestarikan ditengah-tengah masyarakat. Hingga kini, kita bisa melihat pakaian tradisional ini dikenakan di upacara pernikahan dan dikenakan oleh para penari sebagai simbol penghormatan budaya asli Lampung.

Pakaian Tulang Bawang kental dengan tradisi ketimuran dengan model baju tertutup dan menjunjung tinggi nilai kesopanan. Para pria mengenakan atasan putih berlengan panjang dengan bawahan celana berwarna sama. Selain itu, di bagian pinggang dililitkan sarung hingga sepanjang lutut. Biasanya sarung ini didominasi warna merah dan emas.

Sementara itu, kaum wanitanya mengenakan kebaya berwarna putih. Umumnya kebaya ini terbuat dari bahan brokat. Panjang lengan bervariasi sesuai selera, yakni bisa pendek maupun panjang.

Untuk bagian bawahnya, mereka mengenakan sarung bermodel rok panjang yang coraknya sama dengan kaum pria. Selain itu, para wanita juga mengenakan banyak perhiasan, mulai dari mahkota di kepala, anting, kalung, gelang, dan cincin.

    9. Pakaian Adat Kep.Bangka Belitung.

Kepulauan Bangka Belitung salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Awalnya, provinsi ini merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Namun, sejak 9 Februari 2001 Kepulauan Bangka Belitung memisahkan diri dan menjadi provinsi mandiri.

Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua pulau besar (Bangka dan Belitung) serta sekitar 470 pulau kecil. Letaknya yang berada di pesisir, membuat Bangka Belitung mendapatkan banyak pengaruh kebudayaan dari berbagai daerah. Salah satunya bisa kita lihat dari pakaian adat Bangka Belitung.

Pada awalnya ada seorang saudagar Arab yang berdagang dan bermukim di Belitung. Dia kemudian menikah dengan wanita keturunan Tionghoa. Dalam pernikahan, pasangan ini mengenakan pakaian adat masing-masing. Seiring makin banyaknya pedagang Arab yang datang dan menikah di daerah Bangka Belitung, baju ini pun mulai popular. Masyarakat pun tertarik dengan pakaian yang indah ini dan mulai beramai-ramai mengenakan pakaian yang sama saat melangsungkan pernikahan.

Seiring perkembangan, pakaian pernikahan ini kemudian dipadupadankan dengan kebudayaan lokal khas Melayu berupa kain cual. Pakaian adat Bangka Belitung dapat juga disebutnya baju seting karena memadukan dengan kain cual, penanda paduan dari budaya Melayu, Tionghoa, dan Arab.

    10. Pakaian Adat Sulawesi Utara.

Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan aneka seni dan budaya yang khas seperti tarian dan budaya lainya seperti, sastra, senjata, rumah tradisional hingga pakaian adat tradisional Sulawesi Utara.

Dalam masyarakat Sulawesi Utara pakaian adat merupakan pakaian yang sangat dihargai dan dihormati, karena menunjukan status sosial seseorang dalam tatanan masyarakat tersebut.

Ada beberapa busana atau pakaian yang tidak boleh digunakan oleh masyarakat umum.

Pakaian adat bukan saja sebagai busana yang dikenakan pada acara penting atau sehari-hari, melainkan juga sebagai jati diri masyarakat yang mengenakanya.

Untuk lebih lengkapnya kita akan membahas satu per satu dari berbagai jenis pakaian adat tradisional Sulawesi Utara. eperti namanya pakaian adat minahasa merupakan busana adat tradisional dari Minahasa yang menjadi ciri khas pada provinsi Sulawesi Utara.

Berdasarkan beberapa laporan sejarah, peradaban suku ini lebih maju dibandingkan dengan suku lain pada masa lalu.

Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa hal, seperti pada aspek pengetahuan dan keterampilan dalam proses pemintalan kapas menjadi kain. Kain yang dihasilkan lebih nyaman ketika digunakan untuk busana sehari-hari.

Busana tersebut disebut dengan nama Bajang.

Kita mengetahui bahwa bajang digunakan sehari-hari, sedangkan untuk menghadiri dan mengikuti acara-acara seperti upacara adat, masyarakat Minahasa menggunakan pakaian khas yang lebih modern.

    11.Pakaian Adat Kaliamantan Timur.

Kalimantan Timur dikenal dengan kekayaan alam tambangnya yang luar biasa. Banyak pengusaha dari luar Kalimantan Timur tertarik untuk membuka usaha pada sektor pertambangan di provinsi ini. Namun, selain terkenal akan kekayaan alam tambangnya, adat dan budaya Kalimantan Timur juga menarik untuk dibahas. Berikut adalah sejumlah pakaian adat Kalimantan Timur yang memukau dunia.

Pakaian Adat Kustin

Kustin adalah nama pakaian adat Kalimantan Timur yang digunakan untuk sepasang mempelai yang akan melangsungkan pernikahan. Kustin sendiri merupakan nama yang berasal dari Kutai, salah satu suku Kalimantan Timur, yang artinya adalah busana.

Pakaian adat kustin memiliki tampilan yang elok karena bahannya terbuat dari kain beludru berwarna hitam. Pakaian ini dipadukan dengan aksesoris dodor rambut bundar berhiaskan lambang wapen. Sementara untuk wanitanya rambutnya disanggul seperti adat Jawa.

    12. Kalimantan Selatan.

Sama seperti provinsi lain di Indonesia, Kalimantan Selatan juga memiliki seni dan budaya 

yang beragam. Salah satunya keberagaman pakaian 

adatnya. 


Terdapat empat pakaian adat khas Kalimantan Selatan. Di antaranya Bagajah Gamuling Baular Lulut, Baamar Galung Pancar Matahari, Babaju Kun Galung Pacinan, dan Babaju Kubaya Panjang. 

Berikut ini adalah penjelasan keempat pakaian adat dari Kalimantan Selatan selengkapnya.

  •              Bagajah Gamuling Baular Lulut

Pakaian adat yang satu ini biasa digunakan pada pernikahan untuk dikenakan kedua belah pihak. Untuk laki-laki, baju ini berlengan pendek tanpa kerah yang dipadukan manik manik agar memberikan kesan mewah. Untuk aksesoris, biasanya akan ditambahkan kalung samban, kain yang motifnya kelapang, ikat pinggang, dan penutup kepala. 

Sementara bagi perempuan akan menggunakan kemben dan selendang untuk menutup bagian dada. Tak lupa, ikat pinggang dan hiasan kepala berupa konde.

Kondenya pun akan dihiasi dengan mahkota, kuncup bunga melati dan kembang goyang. Pada bagian bawahannya akan meggunakan kain panjang yang motifnya halilipan sebagai rok.

    13. Kalimantan Tengah

Kekayaan dan budaya yang dimiliki Indonesia memang begitu kaya dan beraneka ragam bentuknya. Salah satu provinsi yang juga memiliki kebudayaan kaya adalah Kalimantan Tengah. Di huni oleh suku Dayak membuat kebudayaannya banyak dipengaruhi oleh suku yang besar ini. Hal ini terbukti dengan pakaian adat yang dimilikinya. Pakaian adat dari Kalimantan Tengah ini kerap digunakan untuk upacara adat hingga pernikahan.

Kekayaan budaya di Kalimantan Tengah memang tidak hanya dipengaruhi oleh suku Dayak. Meskipun memang suku ini paling mayoritas mendiami wilayah Kalimantan. Masih ada suku lain yang juga memberikan pengaruhnya seperti suku Mandar atau suku Melayu. Hal ini pulalah yang menjadikan masyarakat Dayak di Kalsel mengenal seni menenun. Terutama pada zaman dahulu, saat mereka masih belajar menenun dengan menggunakan bahan bahan alami.

Dari seni menenun inilah menghasilkan baju baju tradisional. Umumnya mereka menggunakan serat nyamu, serat nanas dan lainnya untuk diubah menjadi busana. Busana hasil tenunan tersebut dibuat dengan menambahkan motif motif khusus yang membuatnya semakin indah. Umumnya lebih banyak menggunakan motif alam,flora dan fauna hingga motif bentuk bentuk yang sederhana seperti segitiga sebagi motifnya.

Selain mengenal seni menenun, pada zaman dahulu juga mengenal seni menganyam. Anyaman ini juga diubah hingga menjadi baju baju tradisional yang digunakan oleh masyarakat pada masa itu. Baju anyaman terbuat dari anyaman tikar dan dihiasi dengan bahan bahan dari alam. Seperti misalnya ukiran kerang, tulang dan juga tulang. Sama dengan Baju Berantai, baju anyaman tikar juga digunakan saat berperag.

    13. Pakaian Adat Sulawesi Tengah.

suku yang mendominasi wilayah Sulawesi Tengah. Suku tersebut diketahui mendiami wilayah Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kota Palu. Menjadi suku yang mendominasi Sulawesi Tengah, pakaian adat yang dimiliki oleh suku Kaili pun terkenal sebagai ikon pakaian adat daerah dari Sulawesi Tengah.

Terdapat dua jenis pakaian adat suku Kaili yaitu untuk wanita dan pria. Baju nggembe menjadi nama pakaian adat Sulawesi Tengah dari suku Kaili yang diperuntukkan bagi wanita. Bentuknya terbilang khas berupa baju blus longgar dengan panjang hingga pinggang dan lengannya pun juga panjang. Umumnya pemakaian baju nggembe dikenakan saat ada acara pesta rakyat maupun upacara adat.

 Suku Mori termasuk suku asli dari Sulawesi Tengah dan sekarang mendiami wilayah Kabupaten Morowali Utara. Masyarakat suku Mori juga memiliki pakaian adatnya sendiri dengan dominasi warna merah sesuai dengan gambar pakaian adat Sulawesi Tengah yang tertera di atas. Nama pakaian adat Sulawesi Tengah dari suku Mori ini dikenal dengan lambu.

    14. Pakaian Adat Kalimantan Barat.

King Baba merupakan nama pakaian adat yang dikenakan oleh laki laki dari suku Dayak. Pakaian ini jika dari segi bentuknya akan mirip dengan milik perempuan, hanya saja lebih sederhana dari segi bentuknya. Yang membuatnya semakin unik, bahan yang digunakan untuk membuat pakaian ini dari kulit kayu yang telah dipipihkan dengan nama King Baba. Tanaman yang digunakan untuk diambil kulitnya adalah jenis kayu kapuo atau tanaman ampuro.

Tanaman ini merupakan tumbuhan endemik khas Kalimantan yang memiliki kandungan serat yang tinggi. Untuk nama King Baba sendiri diambil dari bahasa Dayak, dimana king berarti pakaian dan Baba merupakan laki laki. Dalam proses pembuatannya kulit kayu akan dipukul pukul dengan menggunakan palu di dalam air hingga hanya tersisa seratanya. Apabila kulit kayu tersebut sudah lentur maka tinggal dijemur dan juga di lukis dengan etnik khas Dayak.

Pewarna yang digunakan juga merupakan pewarna alami dari alam. Tidak hanya untuk membuat bajunya saja, aksesoris seperti ikat kepala juga menggunakan bahan yang sama. Yang membedakannya pada ikat kepala dihias dengan menggunakan bulu burung Enggan Gading yang memberi kesan gagah pada pemakainya. Pada bagian dihiasi manik manik dan dibuat tanpa lengan. Jangan lupakan mandau sebagai senjata tradisional yang turut disematkan.

Pakaian adat Kalimantan Barat satu ini merupakan pakaian adat yang berasal dari suku Melayu. Buang Kuureng merupakan nama lain dari baju kurung yang juga di pakai oleh suku Melayu di Malaysia, provinsi lain di Indonesia dan juga Brunei. Namun untuk Buang Kuureng ini tetap memiliki ciri khas yang membedakan dengan yang lain dari segi corak, desain dan bahannya. Buang Kuureng sendiri terdapat dua macam yang semuanya dikenakan oleh perempuan.

Buang Kuureng ada yang berlengan panjang dan ada yang berlengan pendek. Dimana yang berlengan pendek dikenal dengan Kuurung Sapek tangan dan yang panjang Kuurng Langke Tangan. Perpaduan antara budaya Melayu dan juga ada sentuhan Dayaknya membuat corak dari baju ini begitu unik. Membuat baju ini terlihat lebih cantik dan juga unik yang keberadaannya perlu dijaga kelestariannya. Mengingat terkadang baju adat hanya digunakan saat acara tertentu saja.

    15.Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat

Pakaian adat suku NTB suku Bima dikenal dengan nama Rimpu. Bentuk Rimpu sangat mirip dengan bentuk mukena, yaitu satu bagian menutupi kepala sampai perut dan satu bagian lainnya menutupi perut hingga kaki.

Pakaian Adat Suku Bima NTB Pakaian Adat Suku Bima NTB

Dari bentuk Rimpu ini membuktikan bahwa pengaruh kebudayaan Islam di masyarakat suku Bima sangatlah kuat. Adapun, Rimpu sendiri berdasar fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu, Rimpu Cili khusus bagi perempuan yang belum menikah dan Rimpu Colo bagi perempuan yang telah menikah.

Rimpu Cili menutupi seluruh tubuh penggunanya kecuali mata, sedangkan Rimpu Colo menutupi seluruh tubuh wajah.

Bagi kaum laki-laki Bima, mengenakan ikat kepala dari kain tenun dengan nama Sambolo. Sambolo dikenakan dengan ujung-ujung melingkari kepala. Busana atasan pria berbentuk kemeja lengan panjang sedangkan bawahannya berbentuk sarung songket yang bernama Tembe Me'e. Busana bawahan dilengkapi selendang yang berfungsi sebagai ikat pinggang atau Salepe.

Demikian pembahasan tentang Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat, NTB Lengkap dan penjelasannya. Semoga menambah wawasan Anda tentang keragaman budaya nusantara, khususnya pakaian adat daerah di Indonesia.

    16.Pakaian Adat Sumatera Selatan

Pakaian adat Sumatera Selatan – Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki keistimewaan sebab memiliki banyak suku dengan berbagai kebudayaan yang dimiliki. Kebudayaan tersebut juga tergambar pada pakaian adat tiap daerah yang memiliki ciri khas masing-masing.

Sumatera Selatan misalnya memiliki dua jenis pakaian adat yang biasanya digunakan untuk acara-acara tertentu. Seperti pernikahan dan berbagai acara resmi. Pakaian adat Sumatera Selatan yang resmi pakaian adat Palembang.

Memiliki karakteristik khasnya sendiri dengan makna yang mendalam. Pakaian adat tentu memiliki makna di tiap bagiannya termasuk pakaian adat Sumatera selatan.

baju gede adalah Pakaian adat Sumatera Selatan yang melambangkan pakaian kebesaran. Sebagai pakaian kerajaan Sriwijaya yang juga sebagai perlambang keagungan kerajaan juga filosofi swarnadwipa atau pulau emas pada provinsi ini. Pakaian berwarna merah jambu dipadukan sulaman berwarna keemasan.

Pakaian adat Aesan Gede memang tampak sangat mewah. Gemerlap dan mewahnya pakaian ini semakin bertambah dengan berbagai tambahan aksesoris dibutuhkannya.

Seperti mahkota, bungo cempako, kelapo standan, kembang goyang, baju dodot dan songket bermotif napan perak. Itulah beberapa pernik yang tersedia di aesan gede yang juga berkebang dengan kemajuan zaman.

    17.Pakaian Adat Sulawesi Selatan.

Pakaian adat sulawesi selatan antara lain baju tutu dan baju bodo dari suku bugis, baju pattuqduq towaine dari suku mandar, baju pokko dan baju Seppa Tallung dari suku toraja.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan adat dan kebudayaannya. Keragaman dari adat dan budaya merupakan identitas dari Nusantara.

Mulai dari Sabang sampai dengan Merauke, terdapat adat dan kebudayaan yang berbeda-beda di tiap daerah. Salah satu contoh dari keragaman adat dan budaya tersebut adalah pakaian adat.

Meskipun di era globalisasi yang membuat Indonesia kian semakin maju, masyarakat masih memegang teguh kebudayaan yang ada.

Biasanya pakaian adat dikenakan pada hari-hari spesial seperti hari peringatan kemerdekaan, hari pernikahan atau hari-hari besar lainnya.

pakaian adat sulawesi selatan

Pada setiap daerah memiliki ciri khas pakaian adatnya masing-masing, seperti contoh adalah pakaian adat yang ada di Sulawesi Selatan. Pakaian adat yang ada di Provinsi tersebut sangatlah bervariasi.

Hal ini dikarenakan terdapat beberapa suku yang mendiami daerah tersebut sehingga pakaian adat yang ada di Sulawesi Selatan sangatlah beragam. Untuk lebih jelasnya mari kita simak beberapa jenis pakaian adat yang berada di Sulawesi Selatan.

Pakaian Adat Tutu

Pada umumnya, pakaian adat dari kaum laki-laki suku Bugis ini berupa jas sehingga sering juga disebut sebagai jas Tutu.

Selain itu, jas Tutu sering dipadukan dengan celana yang disebut paroci atau bisa juga dipadukan dengan sarung atau lipa garusuk. Setelan ini biasanya juga dilengkapi dengan songkok yang dikenakan di kepala.

Pada baju tutu terdapat kancing yang terbuat dari emas atau perak terpasang pada kerah jas. Sedangkan pada kain sarung biasanya dibuat dari warna yang terlihat polos namun mencolok seperti warna merah dan hijau.

    18.Pakaian Adat Madura

Pesa'an adalah baju adat khas dari Madura, provinsi Jawa Timur.

Baju Pesa'an menjadi salah satu simbol utama yang menjadi wakil budaya baju adat Jawa Timur di Nusantara. Baju Pesa'an ini bisa digunakan pada acara-acara penting masyarakat Madura seperti acara upacara pernikahan ataupun acara penting lainnya. Namun, di masa lalu orang-orang Madura juga bisa menggunakan pakaian Pesa'an ini sebagai busana sehari-hari. Walaupun sering digunakan oleh penjual sate, pakaian ini mempunyai makna tersendiri. Pakaian adat Madura ini terdiri atas busana wanita dan pria. Bagi para pria terdiri atas celana longgar dan kaos bergaris merah putih yang cukup sederhana. Sedangkan untuk para wanita menggunakan kebaday dengan warna cerah yang mencolok sebagai pasangan dari busana pria.[2] Penggunaan warna yang cerah dan terang yang kuat pada pakaian adat ini mencerminkan karakter masyarakat Madura dikenal akan keberaniannya, sikap tegas, tidak kenal ragu, serta bersikap terbuka dalam menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain.

Baju Pesa'an ini cukup dikenal di seluruh penjuru Indonesia. Hal ini dikarenakan pakaian Pesa'an ini cukup mencolok dalam hal ciri khas yang dimiliki sehingga membuatnya mudah dibedakan dengan baju adat daerah lain. Baju Pesa'an sebenarnya merupakan baju keseharian yang biasa dikenakan hanya oleh orang-orang Madura dan sebagian pesisir utara Jawa Timur. Namun sering kali karena keunikan dan ciri khas yang dimilikinya, baju inilah yang justru menjadi ikon utama yang mewakili Timur di kancah Nasional.

Pakaian Pesa'an untuk bangsawan Madura biasanya memiliki beberapa tambahan. Jas tutup polos dan kain panjang biasanya ditambahkan pada penggunaan pakaian adat ini untuk pria. Hal ini ditambahi pula dengan tutup kepala yang sering disebut dengan odheng yang merupakan perlambang dari derajat kebangsawanan seseorang.

Ada sumber yang menyebutkan bahwa baju Pesa'an merupakan nama yang digunakan untuk baju atasan dari pakaian adat ini. Sedangkan pasangan dari baju ini adalah bawahan yang disebut dengan celana gomboran.

Secara umum baju pesaan dikenali sebagai baju hitam yang berukuran serba longgar. Pakaian ini dilengkapi dengan kaos yang berwarna belang merah putih ataupun merah hitam. Biasanya baju ini dipakai dengan celana gombrang yang disebut dengan gomboran. Celana ini merupakan celana kain hitam yang memiliki panjang tanggung antara lutut dan mata kaki. Namun sering juga berukuran panjang hingga mata kaki. Biasanya pakaian ini dilengkapi dengan penutup kepala sederhana yang dibuat dari bahan kain yang disebut dengan odheng, sarung kotak-kotak dan sabuk katemang, tropa atau alas kaki, serta senjata tradisional Madura yang berupa celurit.

    19. Pakaian Adat Sumatra Barat

Banyak hal yang terkenal dari Sumatera Barat. Kamu bisa tahu kebudayaan mereka yang sangat kaya dengan melihat semua yang ada di masyarakat mereka. Selain makanan dan rumah gadang, Sumatera Barat juga terkenal dengan pakaian adatnya.

Masih banyak masyarakat lokal yang mempertahankan kebudayaan yang satu ini, termasuk salah satunya suku Minangkabau. Banyak masyarakat di sana yang masih menyimpan bahkan menggunakan pakaian adat untuk aktivitas sehari-hari.

Pakaian adat yang dipakai tentunya cukup sopan dan tertutup dengan perpaduan baju dan celana yang tentunya nyaman dipakai. Beberapa pakaian adat pun dilengkapi dengan penutup kepala. Selain itu, ada sejenis kain sarung yang mempercantik penampilan laki-laki dan perempuan Sumatera Barat.

Filosofi Pakaian Adat Sumatera Barat

Pakaian Adat Sumatera Barat sudah populer hingga ke negara tetangga. Hal ini yang membuat banyak orang ingin tahu filosofi di balik setiap unsurnya.

Untuk laki-laki, pakaian adatnya disebut Penghulu dan sering juga digunakan oleh pemangku adat. Pakaian yang dominan dengan warna hitam biasanya jadi lambang kepemimpinan yang terhormat dan bermartabat. Keris yang ada di bagian pinggang menandakan pikiran matang sebelum bertindak.

Di sisi lain, pakaian adat perempuan disebut dengan Bundo Kanduang. Pakaian ini melambangkan dialah pemilik rumah gadang. Balapak yang ada di bagian badan menunjukkan tanggung jawab perempuan untuk melanjutkan keturunannya. Kain sarung bersulam emas memiliki arti kebijaksaan dalam segala tindak-tanduknya.

    20.Pakaian Adat Jawa Tengah.

Pakaian adat Jawa Tengah juga kerapkali terlihat dalam beberapa acara kenegaraan seperti Batik. Beragam jenis pakaian adat Jawa Tengah juga memiliki filosofi dan maknanya masing-masing.

Filosofi dan makna dari pakaian adat Jawa Tengah disampaikan secara turun temurun untuk menjaga budaya serta kepercayaan. Berikut beberapa jenis pakaian adat Jawa Tengah beserta filosofi dan maknanya.

Jawi Jangkep merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang biasanya digunakan kaum pria. Pakaian adat itu terdiri atas motif bunga-bunga dan kain jarik yang bercorak batik.

Contoh pakaian Jawi Jangkep adalah beskap yang dipakai beserta blangkon dan keris. Dilansir dari berbagai sumber, pakaian Jawi Jangkep memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan.

Dalam ajaran filosofi Jawa, pakaian ini dikenal dengan istilah Piwulang Sinandhi. Selain itu, kancing dalam pakaian adat beskap melambangkan semua tindakan yang diambil harus diperhitungkan dengan cermat.

    21.Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta

Kota Yogyakarta yang merupakan ibu kota dan pusatnya pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota yang memiliki tempat wisata, kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya yang banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun internasional. Selain itu perlu kita tahu bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota yang sangat kental dengan pakaian adatnya, karena di jogja memiliki keraton Yogyakarta.

Sebagai kota wisata sekaligus kota pelajar sebagai julukan kota Yogyakarta, kota ini juga mempunyai banyak budaya warisan salah satunya yakni pakaian adat jogja yang biasa dipakai dalam acara-acara tertentu.

Ada beberapa macam pakaian adat yang banyak dipakai oleh masyarakat Yogyakarta. Salah satunya adalah Surjan, yaitu busana atas resmi adat Jawa yang dipakai untuk pria.

Baju adat ini bahan dasar bermotif lurik, meskipun dapat pula bahan bermotif kembang-kembang.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Surjan” berarti baju jas laki-laki khas Jawa, berkerah tegak, berlengan panjang, terbuat dari bahan lurik atau motif berkembang.Baju Surjan merupakan pakaian adat Yogyakarta yang sering digunakan pria untuk upacara Grebeg.Baju ini memiliki motif yang bermacam-macam, tapi yang paling sering digunakan adalah surjan garis-garis berwarna cokelat.Pengunaan surjan biasanya dipadukan dengan kain jarik bermotif dan blangkon sebagai aksesori kepala.Meski yang banyak diketahui masyarakat luas hanya satu jenis surjan saja, yaitu surjan lurik; sebenarnya surjan memiliki beberapa jenis lain. seperti, Surjan Lurik dan Ontrokusuma.Disebut surjan lurik karena surjan miliki motif lurik bergaris-garis.

    22, Pakaian Adat Jawa Barat

Kebaya sunda biasanya memiliki warna – warna yang cerah, seperti putih, merah marun, dan ungu muda.

Kebaya sunda ini hampir sama dengan kebaya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perbedaannya terdapat pada bentuk bagian lehernya.

Bagian bawahnya berupa kain jarik dengan motif batik yang bermacam – macam khas Jawa Barat.

Dan tidak lupa memakai aksesoris seperti tusuk konde, giwang, kalung, gelang, cincin, dan aksesoris lainnya.

Kebaya Sunda ini merupakan pakaian adat yang dipakai oleh rakyat biasa hingga kaum menengah.

Meskipun sama – sama menggunakan kebaya, namun jika corak dan bahannya berbeda maka itu tetap menjadi penanda status sosial seseorang. Pangsi merupakan setelan pakaian berupa baju kemeja polos dan celana yang longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki dan biasanya berwarna hitam.

Pakaian adat ini sangat sederhana dan terkesan usang dan kumal. Pasalnya pakaian ini dipakai oleh laki – laki dari rakyat biasa yang kebanyakan berprofesi sebagai petani maupun buruh.

Akan tetapi saat ini, pangsi juga dipakai oleh kaum kalangan atas dengan bentuk yang lebih bagus dan pilihan kain yang lebih bagus pula.

Atasan dari pangsi ini berupa baju kemeja polos yang dinamakan dengan baju salontreng.Baju salontreng ini merupakan baju dengan model jahitan yang sederhana dan identik dengan warna hitam.

Biasanya dipadukan dengan sarung poleng yang diselampirkan menyilang ke badan.Sementara bawahan dari pangsi berupa celana yang longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki dan biasanya dilengkapi dengan kulit maupun kain ikat.Dalam pemakaiannya pangsi juga dilengkapi dengan penutup kepala yang bernama ikat logen dan alas kaki berupa tarumpah (terompah kayu).

    23. Pakaian Adat DKI Jakarta.

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia sekaligus kota metropolitan yang dijadikan tempat perantauan bagi banyak orang, nyatanya juga tak lepas dari budaya tradisional. Budaya tersebut tidak lain mendapat pengaruh dari Suku Betawi, suku yang mendiami kota Jakarta.

Kebudayaan Betawi yang kemungkinan cukup dikenal banyak orang adalah bahasanya. Tetapi, masih ada kebudayaan lainnya yang begitu melekat sebagai ciri khas Suku Betawi, tidak lain adalah pakaian adatnya. Pakaian adat Betawi ini terbagi jadi beberapa macam dan disesuaikan dengan fungsinya. Simak selengkapnya nama-nama pakaian adat Betawi berikut beserta keunikannya.

Baju Sadariah

Baju sadariah merupakan nama pakaian adat Betawi pria. Jika kamu familiar dengan pemilihan Abang None Jakarta, maka baju sadariah ini adalah pakaian yang dikenakan oleh Abang. Jadi, bisa dikatakan jika baju sadariah juga bagian dari pakaian adat Jakarta.

Seperti yang bisa kamu lihat di gambar pakaian adat Betawi, baju sadariah ini terdiri dari beberapa komponen pakaian. Komponen yang pertama adalah baju koko yang selalu identik dengan warna putih. Kemudian, baju koko ini dipadukan dengan bawahan celana batik.

Motif batik yang dipilih juga sangat berciri khas, umumnya celana batik yang dipakai bermotifkan lereng atau parang. Di samping pemakaian baju koko dan celana batik sebagai komponen utama, baju sadariah juga dilengkapi dengan beberapa aksesoris seperti cukin dan peci hitam.

Cukin ini merujuk ke istilah kain yang diselempangkan di bagian leher. Warna yang lebih sering dipilih untuk cukin adalah warna yang cerah, tetapi terdapat juga cukin dengan warna gelap. Dalam hal motifnya, cukin bisa berupa motif khas Betawi atau motif seperti sarung.

Untuk peci yang dikenakan merupakan peci berbahan beludru berwarna hitam. Lalu, komponen terakhir yang tidak boleh dilupakan berupa sandal terompah untuk alas kaki. Uniknya, pakaian adat Betawi pria satu ini bukan hanya murni dari budaya Betawi saja, melainkan juga dari budaya Cina, Arab, Eropa, dan India.

    24. Pakaian Adat Banten.

Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi yang terletak di Pulau Jawa, tepatnya di bagian yang paling Barat Pulau Jawa. Lalu mengalami pemekaran sejak tahun 2000, sehingga Provinsi Banten menjadi salah satu Provinsi termuda di Indonesia.

Banyak hal yang menarik dari Provinsi Banten ini, mulai dari kebudayaan, tempat wisata hingga kulinernya. Namun, kali ini kita akan mengulas salah satu budaya Banten, yaitu pakaian adat Banten yang dikenakan oleh masyarakat. Mungkin saja dari kalian belum atau bahkan sudah mengetahui pakaian adat Banten tersebut. Seperti apa keunikan dari pakaian adat Banten? Bagaimana perbedaan suku Baduy yang merupakan suku asli banten dengan suku-suku lainnya di Banten? Berikut penjelasannya:

Seperti dilansir dari adat-tradisional.blogspot.com, ada 3 jenis pakaian adat Banten berdasarkan kegunaan dan bentuknya.

Pakaian Adat Pengantin

Sesuai dengan namanya, pakaian adat Panganten hanya digunakan oleh para mempelai ketika acara resepsi pernikahan. Dari motif dan desainnya, pakaian ini sebetulnya sangat mirip dengan pakaian pengantin ada Sunda. Untuk para pria, pakaian penganten dikenakan dengan perlengkapan antara lain baju koko dengan kerah sebagai atasan, kain samping atau batik khas Banten sebagai bawahan, penutup kepala, sabuk dari kain batik dengan motif sama, selop, serta sebilah parang, golok, atau keris sebagai pelengkapnya. Adapun untuk para mempelai wanita, pakaian adat Banten khusus upacara pernikahan yang dikenakan berupa baju kebaya sebagai atasan, kain samping atau batik sebagai bawahan, selendang yang diselempangkan ke bahu, serta hiasan di kepala berupa kembang goyang berwarna keemasan dan rangkaian bunga melati yang diselipkan di sanggulnya.

    25. Pakaian Adat Bali

Baju safari merupakan baju adat Bali yang digunakan oleh kaum pria. Baju ini memiliki bentuk yang gak jauh beda dengan kemeja pada umumnya. Bedanya, baju safari memiliki kerah dan dua saku di bagian kiri serta kanan bawah. Selain itu terdapat juga saku di bagian dada kiri. Baju safari melambangkan kebersihan, sehingga baju ini kebanyakan memiliki warna putih.

Udeng Buat penutup kepala, pria Bali biasanya menggunakan udeng. Udeng dibuat dari kain yang dijahit hingga membentuk simpul di bagian tengah. Terdapat dua macam udeng, polos dan berwarna. Udeng polos biasanya digunakan saat mengikuti kegiatan upacara keagamaan, sedangkan udeng berwarna digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Kamen

Nama Pakaian Adat Bali untuk Pria dan Wanita yang Perlu Kamen merupakan kain tradisional Bali yang memiliki bentuk serupa dengan sarung. Kamen bisa digunakan oleh pria ataupun wanita, tapi cara penggunaannya berbeda. Pada pria, pemakaian kamen diikatkan secara melingkar di bagian pinggang dari kiri ke kanan. Kemudian dibentuk sedikit lipatan di bagian dengan adanya simpul tertentu. Sedangkan pemakaian kamen pada wanita lebih sederhana tanpa adanya simpul di bagian depan.

Simpul pada pemakaian kamen melambangkan pengabdian atau dharma. Jarak kamen dengan telapak kaki pun sudah ditentukan, yaitu sekitar satu jengkal. Simpulnya pun dibuat lancip dan ada bagian yang menjulur ke tanah. Hal ini dimaksudkan sebagai simbol penghormatan pada tanah leluhur.

    26.Pakaian Adat Kep Riau.

Kebaya Labuh adalah pakaian adat Kepulauan Riau untuk wanita yang berbentuk kebaya dengan panjang hingga sebawah lutut. Kebaya Labuh juga digunakan untuk acara-acara resmi seperti upacara adat dan perkawinan. Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Ciri khas dari baju adat Kebaya Labuh dan Teluk Belangga adalah panjang kebaya hingga menutupi lutut dengan bentuk kebaya tampak melebar dan terbuka, Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik semisal kain cual.

Teluk Belanga adalah pakaian adat Kepulauan Riau untuk pria yang berwarna polos. Teluk Belanga dipadukan dengan celana panjang yang sewarna dan sarung yang dipakai sebatas lutut yang berfungsi sebagai selendang. Pakaian adat Kebaya Labuh memiliki bentuk dengan ciri khas yang khusus. Pakaian adat ini memiliki 3 buah kancing. Bagian bawah dari kebaya ini memiliki potongan yang lebih panjang dibandingkan dengan kebaya yang lainnya. Pakaian adat ini secara umum terbuat dengan menggunakan bahan kain sutera Cina, kain broklat. Sedangkan untuk sarungnya menggunakan bahan dari kain songket. Kebaya Labuh memiliki bentuk sama halnya dengan kebanyakan kebaya lainnya, namun ada 3 buah kancing. Yang membedakannya dengan berbagai jenis kebaya yang lain adalah bagian bawah dari Kebaya Labuh ini lebih panjang. Kebaya Labuh ini memiliki dua jenis yaitu Kebaya Labuh Nyonya dan Kebaya Labuh Pendek.

Untuk pernikahan, pengantin laki-laki mengenakan penutup kepala yang disebut Tanjak. Tanjak adalah kain songket yang berbentuk persegi empat dan kemudian dilipat sehingga menjadi ikat kepala. Ciri khas dari baju adat Teluk Balangga adalah berwarna polos yang dipadukan dengan celana panjang yang memiliki warna senada, sarung yang dipakai sebatas lutut yang berfungsi sebagai selendang, ikat kepala yang terbuat dari kain songket yang disebut tanjak.Karena merupakan pasangan dari pakaian adat Kebaya Labuh, busana Teluk Balangga hanya dikenakan oleh para pria saja. Pakaian ini terdiri dari atasan yang berlengan panjang. Bagian bawah dari pakaian ini menggunakan celana panjang dan dilengkapi sarung berukuran pendek. Busana Teluk Balangga memiliki motif yang cukup sederhana. Warna yang digunakan biasanya menggunakan warna hitam, abu-abu, ataupun berbagai warna yang netral. Pada sebuah baju Teluk Balangga, terdapat penggunaan kancing yang telah baku. Sebuah baju teluk boleh memilih menggunakan satu kancing atau tulang belut, tiga kancing dan limakacing atau cekak musang. Ketiganya punya arti masing-masing. Satu kancing bermakna tauhid, tiga kancing biasa dimaknai Allah, Muhammad, Adam dan lima kancing dimaknai sebagai rukum islam.

    27. Pakaian Adat Riau.

Kebaya Labuh adalah pakaian adat Kepulauan Riau untuk wanita yang berbentuk kebaya dengan panjang hingga sebawah lutut. Kebaya Labuh juga digunakan untuk acara-acara resmi seperti upacara adat dan perkawinan. Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Ciri khas dari baju adat Kebaya Labuh dan Teluk Belangga adalah panjang kebaya hingga menutupi lutut dengan bentuk kebaya tampak melebar dan terbuka, Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik semisal kain cual.

Teluk Belanga adalah pakaian adat Kepulauan Riau untuk pria yang berwarna polos. Teluk Belanga dipadukan dengan celana panjang yang sewarna dan sarung yang dipakai sebatas lutut yang berfungsi sebagai selendang. Pakaian adat Kebaya Labuh memiliki bentuk dengan ciri khas yang khusus. Pakaian adat ini memiliki 3 buah kancing. Bagian bawah dari kebaya ini memiliki potongan yang lebih panjang dibandingkan dengan kebaya yang lainnya. Pakaian adat ini secara umum terbuat dengan menggunakan bahan kain sutera Cina, kain broklat. Sedangkan untuk sarungnya menggunakan bahan dari kain songket. Kebaya Labuh memiliki bentuk sama halnya dengan kebanyakan kebaya lainnya, namun ada 3 buah kancing. Yang membedakannya dengan berbagai jenis kebaya yang lain adalah bagian bawah dari Kebaya Labuh ini lebih panjang. Kebaya Labuh ini memiliki dua jenis yaitu Kebaya Labuh Nyonya dan Kebaya Labuh Pendek.

Untuk pernikahan, pengantin laki-laki mengenakan penutup kepala yang disebut Tanjak. Tanjak adalah kain songket yang berbentuk persegi empat dan kemudian dilipat sehingga menjadi ikat kepala. Ciri khas dari baju adat Teluk Balangga adalah berwarna polos yang dipadukan dengan celana panjang yang memiliki warna senada, sarung yang dipakai sebatas lutut yang berfungsi sebagai selendang, ikat kepala yang terbuat dari kain songket yang disebut tanjak.Karena merupakan pasangan dari pakaian adat Kebaya Labuh, busana Teluk Balangga hanya dikenakan oleh para pria saja. Pakaian ini terdiri dari atasan yang berlengan panjang. Bagian bawah dari pakaian ini menggunakan celana panjang dan dilengkapi sarung berukuran pendek. Busana Teluk Balangga memiliki motif yang cukup sederhana. Warna yang digunakan biasanya menggunakan warna hitam, abu-abu, ataupun berbagai warna yang netral. Pada sebuah baju Teluk Balangga, terdapat penggunaan kancing yang telah baku. Sebuah baju teluk boleh memilih menggunakan satu kancing atau tulang belut, tiga kancing dan limakacing atau cekak musang. Ketiganya punya arti masing-masing. Satu kancing bermakna tauhid, tiga kancing biasa dimaknai Allah, Muhammad, Adam dan lima kancing dimaknai sebagai rukum islam.

    28.Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur 



Sebagai provinsi yang memiliki beberapa pulau cantik, NTT juga didiami oleh beberapa suku yang mempunyai kebudayaan khas. Daftar suku yang ada di NTT setidaknya ada 7 macam yaitu suku Sumba, suku Sabu, suku Helong, suku Rote, suku Dawan, suku Lio, dan suku Manggarai.

Adanya ketujuh suku tersebut semakin membuat NTT kaya akan kebudayaan dan bukan hanya terkenal akan kekayaan alamnya saja. Bentuk kekayaan budaya yang dimiliki oleh NTT dibuktikan dengan banyaknya jenis pakaian adat NTT dari setiap suku yang ada. Untuk melihat nama-nama pakaian adat NTT selengkapnya, mari simak penjelasannya berikut ini.

Manggarai menjadi salah satu suku yang ada di NTT dengan pakaian adatnya yang mempunyai nilai-nilai filosofis. Nama pakaian adat tersebut adalah kain songke. Kain ini menjadi pakaian adat wajib yang dipakai oleh wanita suku Manggarai.

Pemakaian kain songke bisa dibilang mirip dengan pemakaian sarung. Hanya saja, dalam memakainya tidak bisa sembarangan, karena ada bagian tertentu yang harus menghadap ke bagian depan.

Kain songke ini didominasi oleh warna hitam yang melambangkan keagungan dan kebesaran orang suku Manggarai. Di samping itu, setiap motif yang berbeda pada kain songket juga melambangkan nilai yang berbeda pula.

Misalnya, pada motif wela kaleng menyimbolkan ketergantungan manusia dengan alam, lalu motif motif ranggong menyimbolkan kejujuran serta kerja keras, dan motif su'i melambangkan jika segala sesuatu itu ada batasnya.

    29. Pakaian Adat Sumatera Utara

Berbicara mengenai kebudayaan dari Sumatera Utara, kira-kira adakah satu kebudayaan yang kamu ingat? Apakah pakaian adat termasuk di antaranya? Nah, sebagai bagian dari salah satu pulau terbesar di Indonesia, Sumatera Utara mempunyai banyak sekali jenis suku yang mendiami wilayah tersebut.

Banyaknya jenis suku yang ada, membuat Sumatera Utara juga kaya akan beragam pakaian adatnya. Terdapat setidaknya 10 pakaian adat Sumatera Utara yang sampai sekarang tetap dan akan terus dilestarikan. Simak selengkapnya untuk mengetahui apa saja nama pakaian adat Sumatera Utara tersebut.

Nama pakaian adat Sumatera Barat selanjutnya adalah baju merapi-api, yang mana adalah baju adat dari Suku Pakpak untuk para pria. Jika kamu masih awam dengan Suku Pakpak, suku ini masih jadi bagian dari etnis Suku Batak yang mendiami wilayah Kabupaten Pakpak Barat serta Kabupaten Dairi.

Nama baju merapi-api sebenarnya dikarenakan pakaian adat ini disertai dengan manik-manik yang disebut api-api. Seperti nampak pada gambar pakaian adat Sumatera Utara di atas, baju merapi-api dibuat dari kain beludru, dilengkapi dengan penutup kepala yang disebut bulang-bulang, lalu ditambah dengan aksesoris lain seperti ucang, rante abak, dan tongket.

Selanjutnya, untuk para wanita Suku Pakpak, pakaian adat yang mereka kenakan adalah baju model khas Melayu yang disertai dengan hiasan manik-manik. Kamu juga perlu tahu jika Suku Pakpak mempunyai kain khas yang dinamakan kain oles. Kain inilah yang menjadi salah satu warisan budaya Suku Pakpak yang begitu terkenal.

    30. Pakaian Adat Sulawesi Tenggara

Kaya akan kesenian dan kebudayaannya, Indonesia seakan menyatu dengan poin kedua tersebut. Pakaian adat dari provinsi Sulawei Tenggara, masuk menjadi budaya yang unik untuk diulas. Namun pakaian adat dari provinsi ini cukup beragam, lantaran terdapat berbagai suku yang mendiami daerah tersebut. Dengan adanya keberagam tersebut, mampu menciptakan kekayaan budaya. Agar mengenal lebih lanjut, simak ulasan berikut.

Pakaian adat dari suku Buton, tampil sederhana dengan memberikan sarung dan ikat kepala. Awas mereka akan mengawasi pakaian tersebut dengan nuansa biru tanpa pakaian, melainkan hanyalah semata-mata. Ciri khas dari pakaian ini, terlihat dari rumbai rumbai yang berada di ikat pinggangnya (kabokena tanga). Penggunaan ikat kepala juga cukup unik, yaitu dengan menumpuknya hingga menjadi beberapa lipatan.

Sedangkan pakaian wanitanya, mereka mengingat pakaian bernama Kombowa. Pakaian tersebut berbentuk baju dengan lengan pendek, tanpa disematkan dengan kancing. Pakaian tersebut biasa disebut sebagai bia bia itanu, yang memiliki motif kotak kotak dengan ukuran kecil. Para wanitanya juga memperhatikan berbagai perhiasan seperti, gelang, hingga cincin yang terbuat dari emas mulia.Selain digunakan sebagai pakaian sehari-hari, masyarakat dari suku Buton masih memiliki pakaian adat lainnya. Biasanya, pakaian tersebut akan digunakan, ketika acara adat atau upacara adat yang sakral. Acara sunatan atau memingit anak gadis (Posuo), menjadi salah satu acara adat yang akan melihat pakaian adat tersebut. Upacara Posuo diperuntukkan khusus bagi gadis yang sudah menginjak umur dewasa. Saat acara adat berlangsung, gadis tersebut akan melihat kalambe. Ada ciri khas untuk melihat melihat antara, gadis yang sudah dipingit dan belum. Bagi gadis yang sudah dipingit, akan memakai gelang yang memakai manik manik (kabokenalimo). Gelang tersebut biasanya dikenakan, pada bagian pergelangan tangan kirinya.Sebenarnya pakaian tersebut, merupakan baju kambowa yang menggunakan bawahan sarung yang berlapis dua. Nantinya ada 2 sarung, yang harus dikenakan oleh wanita tersebut. Sarung pertama, akan dililitkan pada pinggang dengan ukuran lebih panjang sarung yang berada di luar. Kemudian sarung akan diikat menggunakan ikat pinggang dan berbagai perhiasan emas lainnya.

Agar tampil lebih rapi, rambut akan disanggul dan diberikan hiasan dari kain atau logam yang berwarna kuning. Perhiasan di atas kepala kepala tersebut, memiliki bentuk layaknya kembang cempaka. Hiasan kepala tersebut, seakan melengkapi penampilan dari sang wanita yang sedang dipingit. Kini pakaian adat pun sudah lengkap, dan siap melaksanakan acara adat.Untuk anak pria yang akan disunat, akan mengawasi pakaian adat yang bernama Ajo Tandaki. Hanya golongan atau keturunan bangsawan (kaomu) yang boleh menggunakan Tandaki, sebab arti Tandaki sendiri yaitu mahkota. Pakaian adat untuk anak pria terdiri dari ikat pinggang (sulepe), mahkota, dan sarung berhias (bia ibolaki). Mahkotanya sendiri terbuat dari kain merah, dengan manik manik dan bulu burung cenderawasih dan berbagai hiasan lainnya.

    31. Pakaian adat Gorontalo

Provinsi Gorontalo memiliki ragam kebudayaan dan adat istiadat, baik kepercayaan maupun simbol-simbol sakral yang dihormati masyarakat. Provinsi yang memiliki falsafah keislaman “adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah” itu berdiri pada tahun 2000, berpisah dari Provinsi Sulawesi Utara. Walaupun tergolong provinsi baru namun masyarakat Gorontalo sangat memengang teguh adat dan kebudayaan.

Antropolog Prof. Mr. Cornelis van Vollenhoven yang juga terkenal dengan karyanya “Hukum Adat” memasukan Gorontalo ke dalam 19 wilayah yang memiliki hukum adat sendiri di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa masyarakat Gorontalo atau Hulonthalo merupakan komunitas masyarakat yang memiliki sebuah aturan, nilai, norma dan sistem hukum sendiri.

Maka dapat didefinisikan bahwa masyarakat Gorontalo adalah suatu kelompok atau komunitas masyarakat yang memiliki peradaban yang terus berkembang. Yang juga memegang erat adat istiadat sebagai identitas kesukuan masyarakat Gorontalo.

Salah satu produk kebudayaan masyarakat Gorontalo yang paling terkenal adalah pakaian adat, yang dikenal dengan nama mukuta dan biliu. Keduanya merupakan sepasang baju adat laki-laki dan perempuan. Pakaian ini biasanya mudah dijumpai pada saat upacara-upacara adat pernikahan atau pada kegiatan tertentu seperti Festival Saronde. Festival Saronde juga sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional, biasanya menampilkan berbagai bentuk pakaian adat mukuta dan biliu dengan sentuhan desain modern.

Mukuta dan biliu sendiri memiliki nuansa sentuhan keagamaan atau lebih tepatnya sentuhan keislaman. Kali ini IDN Times merangkum beberapa fakta menarik tentang pakaian adat Gorontalo.

1. Baju adat perempuan Gorontalo

Fakta Menarik Mukuta dan Biliu, Sepasang Pakaian Adat GorontaloInstagram.com/ichamaknopagaralam

Pakaian biliu atau pakaian adat untuk perempuan Gorontalo memiliki banyak aksesoris hiasan pernak-pernik. Hal itu membuat seorang perempuan Gorontalo yang mengenakan pakaian adat tersebut terlihat glamor dan memesona. Keistimewaan baju tersebut bahkan akan menampakkan perempuan gorontalo bagai seorang ratu pada sebuah kerajaan.

Pada baju adat biliu terdapat 8 macam aksesoris yang dikenakan oleh perempuan Gorontalo. Setiap aksesoris juga memiliki makna filosofis tersendiri. Di ataranya adalah baya lo boute merupakan sebuah ikat kepala yang dimaknai sebagai simbol ikatan pernikahan dengan pria dan dimaknai sebagai perempuan yang harus memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.

Tuhi-tuhi atau sebuah aksesoris kepala yang memiliki 7 buah gafah yang memiliki simbol kekerabatan antara 7 kerajaan besar di Gorontalo. Lai-lai merupakan aksesoris yang dikenakan pada ubun-ubun kepala, lai-lai juga dimaknai sebagai budi luhur, kesucian dan keberanian seorang perempuan.

Bouhu walu wawu dehu adalah kalung berwarna keemasan atau warna perak yang memiliki makna ikatan kekeluargaan yang akan terjalin antara pengantin pria dan wanita. Kecubu, aksesoris yang dimaknai sebagai kekuatan yang dimiliki seorang istri dalam menghadapi kehidupan. Aksesoris entango diartikan sebagai istri yang menjalankan syariat islam dan mempunyai sifat kesederhanaan.

Selanjutnya aksesoris pateda atau gelang berwarna keemasan diartikan sebagai benteng diri dan mengendalikan diri dari sifat-sifat tercela dan melanggar hukum adat. Terakhir adalah loubu adalah aksesoris yang dikenakan pada jari kelingking dan dimaknai sebagai sebuah ketelitian yang harus diperhatikan oleh perempuan yang sudah menyandang status istri dalam setiap aktivitas.


     

Komentar

Postingan Populer